Lintang Ashta Gelar Uji Coba Umpan Ikan Tirta Pf 100 Di Cimeta
Bandung Barat. Sabtu 25/10/2025 Acara ini di hadiri oleh H. drh Muhamad Burhan ,pimpinan Lintang Astha berserta seluruh karyawan.
Lintang Ashta, produsen umpan pancing lokal, mengadakan uji coba umpan ikan unggulannya, Tirta PF 100, di kolam pemancingan Cimeta Bah Noeng, Desa Sukatani, Kecamatan Padalarang, Bandung Barat, Sabtu (25/10/2025). Acara ini dihadiri oleh H. Dr. Muhamad Burhan, pimpinan Lintang Ashta, beserta seluruh karyawan.

Uji coba ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan umpan pancing yang telah diproduksi sejak tahun 2015. "Alhamdulillah, dalam dua menit pertama, umpan kita sudah berhasil menarik ikan. Ini adalah kombinasi antara refreshing dan promosi bisnis," ujar H. Dr. Muhamad Burhan. Beliau berharap, dengan dukungan dari berbagai pihak, umpan pancing produksinya dapat semakin dikenal luas.
Tirta PF 100 memiliki beberapa keunggulan, di antaranya aroma amis yang disukai ikan, mudah dibentuk, mudah hancur di air, dan mudah pecah saat dikunyah ikan. Umpan ini terbuat dari bahan-bahan berkualitas, termasuk ekstrak ikan dan asam amino, serta memiliki masa kedaluwarsa satu tahun.

Selain Tirta PF 100, Lintang Ashta juga memproduksi berbagai jenis umpan lain, seperti PS 50 (konsentrasi tinggi), GL 20 (aroma khas), dan Bintang eFa. Produk-produk ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para pemancing dengan berbagai preferensi.
H. Dr. Muhamad Burhan juga menceritakan bahwa sempat menghentikan produksi umpan pada tahun 2017 karena khawatir dapat membuat orang malas. Namun, pada tahun 2025, setelah berkonsultasi dengan seorang ahli agama, beliau memutuskan untuk melanjutkan usaha ini.
Saat ini, Lintang Ashta fokus memasarkan produknya di wilayah Bandung Barat dan Bekasi. Ke depan, perusahaan berencana untuk memperluas jangkauan distribusi ke seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, H. Dr. Muhamad Burhan juga memberikan edukasi kepada para karyawan mengenai perilaku ikan dalam mencari makan. Ia menjelaskan bahwa ikan mengandalkan indera penciuman dan perasa untuk menemukan makanan. "Ikan mencari makan dengan mencium aroma amis dan merasakan sedikit rasa asin. Mereka tidak makan batu karena dapat membedakan mana yang enak dan mana yang tidak," jelasnya.
Dengan adanya uji coba ini, Lintang Ashta berharap dapat terus berinovasi dan memberikan kontribusi positif bagi dunia pemancingan di Indonesia.
Peliput. Dony arb.
Editor. Dony Arb.