Keracunan Massal Di Smp Bina Karya Cimanggu: 18 Siswa Dilarikan Ke Puskesmas Dan Rumah Sakit
Ngamprah, Bandung Barat – Hari ini, Selasa, 11 November 2025, sebuah insiden keracunan massal terjadi di SMP Bina Karya Cimanggu, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Sebanyak 18 siswa menjadi korban dan harus dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.
Menurut laporan, 17 siswa dilarikan ke Puskesmas Ngamprah, sementara satu siswa dengan kondisi yang lebih serius dirujuk ke Rumah Sakit Karisma Cimareme. Kejadian ini diduga disebabkan oleh makanan atau minuman yang disajikan oleh MBG (nama penyedia makanan) yang beroperasi di wilayah Kecamatan Ngamprah.
"Total ada 21 siswa yang sudah kita observasi dan kita beri terapi berita terkini pukul 18:00.
Tiga masih kita rawat di sini dalam proses observasi. Yang satu memang dirujuk ke Karisma Cimareme karena ada keluhan," ujar dr. Ifah Syarifah dari Puskesmas Ngamprah.
Pihak Puskesmas Ngamprah belum dapat memastikan penyebab pasti keracunan ini, apakah dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Sampel makanan telah dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Penyebab pasti harus menunggu hasil pemeriksaan dari lab. Kami belum bisa menyimpulkan karena di hari yang sama ada ribuan penerima manfaat SPPG yang tidak mengalami keluhan serupa," tambah dr. Ifah.
Kejadian ini merupakan kasus keracunan pertama yang tercatat di Kecamatan Ngamprah. Asisten 2, Fauzan Kabupaten Bandung Barat, Dinkes, Hj dr Lia Sukandar,Camat Ngamprah, Agnes Virganty Danramil (0909 Padalarang )Mayor INF Aang Purtoni Padalarang, perwakilan Polsek Padalarang, tak ketingglan kades Cimanggu , Budi Mulyan S.PA dan sejumlah pejabat lainnya telah mengunjungi Puskesmas Ngamprah untuk melihat langsung kondisi para korban.
Pihak Puskesmas Ngamprah mengimbau para penjamah dan pengolah makanan untuk lebih memperhatikan SOP dalam mengolah makanan, mulai dari penerimaan bahan, penyimpanan, pengolahan, pemorsian, hingga distribusi. Selain itu, siswa sebagai penerima manfaat juga diimbau untuk lebih selektif dan tidak mengonsumsi makanan yang berbau aneh, berubah warna, atau berlendir.
"Kami akan terus memantau perkembangan kondisi para siswa dan menunggu hasil pemeriksaan sampel makanan dari lab," pungkas dr. Ifah Syarifah. Hasil pemeriksaan laboratorium diharapkan dapat keluar dalam waktu satu minggu ke depan.
Peliput Dony Arb
Editor Dn. Arb